Cara Membuat Jurnal Akuntansi Mudah sebagai alumni akuntansi, biasanya untuk para mahasiwa baru yang sedang menempuh kuliah jurusan akuntansi kadang bingung untuk membuat jurnal akuntasi, dan untuk itu si-ghe mencoba memberikan kepada anda pemahaman cara membuat jurnal akuntasi dengan mudah dan cepat di lengkapi dengan penalaranya,
Berikut ini tutorial cara membuat jurnal akuntansi dan apa saja yang harus anda kuasai sebelum membuat jurnal tesebut,
Sebelum belajar menjurnal, ada 3 (tiga) hal yang harus dikuasai terlebih dahulu:
1. Kuasai format NERACA dan LAPORAN LABA RUGI sederhana di samping ini.
Pahami betul-betul isi Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Kalau memang lebih suka menghafalkan dahulu baru kemudian di
logikakan, silahkan lakukan itu. Tetapi kalau lebih suka memahami
logikanya dahulu baru kemudian dihafalkan, silahkan juga. Terserah
bagaimana caranya, yang penting 2 bentuk laporan ini bisa anda hafalkan
di luar kepala.
Sangat bagus jika bentuk neraca dan Laporan Laba Rugi bisa anda
visualisasikan di dalam benak anda. Usahakan agar kedua format tersebut
selalu melekat di kepala anda.
Kalau mau agak ekstrim, usahakan agar apapun yang anda lihat, nampak seperti bentuk neraca dan laporan laba rugi!
Cara menguji apakah anda sudah benar-benar bisa memvisualisasikannya
di dalam benak: Ambil kertas kosong dan pena, buat format neraca dan
laporan laba rugi sambil memejamkan mata.
2. Kuasai PERSAMAAN AKUNTANSI berikut ini:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Logika dibalik persamaan akuntansi di atas:
AKTIVA (juga disebut ‘aset’) adalah kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan, bisa berupa: uang tunai disebut kas, piutang
atau tagihan kepada pihak lain, persediaan barang, dan aktiva tetap.
Dari mana perusahaan memperoleh aktiva tersebut? Apakah tiba-tiba runtuh
dari langit? Jelas tidak. Perusahaan memperoleh aktiva tersebut dari:
(a)
MODAL—yang disetorkan oleh pemilik usaha (maka disebut “
Ekuitas Pemilik”); atau
(b)
UTANG—“
Kewajiban” yang suatu saat nanti harus dibayar (dikembalikan); atau
(c) Gabungan dari keduanya
Dengan kata lain: di satu sisi perusahaan memiliki
aktiva (kekayaan), di sisi lainnya perusahaan juga memiliki utang
(kewajiban) dan modal (ekuitas pemilik). Kondisi ini akan terus
berlansung secara seimbang dari waktu-ke-waktu. Perhatikan kembali
gambar contoh NERACA di atas, di sisi sebelah kiri (Aktiva) jumlah
nilainya 70, di sisi kewajiban dan ekuitas jumlah nilainya juga 70,
seimbang (balance). Setiap perubahan di satu elemen selalu diimbangi
oleh perubahan pada elemen lain.
Saya akan sajikan contoh farmat laporan keuangan (Neraca, Laporan
Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Perubahan Modal di kesempatan
berikutnya.
3. Kuasai prosedur DEBIT dan KREDIT di bawah ini
Jika logika persamaan akuntansi di atas bisa dipahami dengan baik, maka
menghafalkan prosedur debit dan kredit akan menjadi mudah.
Prosedur DEBIT dan KREDIT ini adalah vital sifatnya. Seseorang tidak
akan mampu membuat jurnal dengan baik dan benar jika belum menguasai
prosedur ini. Setelah tigal hal di atas sudah dikuasai dengan baik
(hafal, bisa memvisualisasikannya, dan memahami logikanya), maka
silahkan lanjutkan dengan belajar menjurnal.
Apa arti diagram di atas? Dasarnya adalah persamaan
akuntansi yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yaitu: Aktiva = Kewajiban
+ Ekuitas Pemilik. Disamping ada ketiga elemen utama (aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemilik), juga ada Laba Ditahan, Modal (saham),
Dividen, kemudian Biaya dan Pendapatan (catatan: Biaya dan Pendapatan
berasal dari format ‘Laporan Laba Rugi’). Elemen-elemen itu disebut
dengan AKUN (account).
Saya akan jelaskan lebih lanjut sambil belajar menjurnal.
Prosedur Menjurnal Yang Benar (dan Mudah)
Katakanlah bukti transaksi sudah ada ditangan anda, yaitu berupa
surat pinjaman dari bank. Perusahaan meminjam uang sebesar Rp
250,000,000 dari bank. Bagaimana membuat jurnal atas transaksi ini?
Untuk menjurnal, ada 3 (tiga) tahapan langkah analisa yang harus dilewati:
Langkah-1. Identifikasi: AKUN mana yang terlibat dalam transaksi ini?
Perhatikan contoh format NERACA sebelumnya. Pinjaman dari bank
tergolong utang maka akun yang terlibat adalah akun ‘Utang’ Uang yang
diterima dari bank akan dimasukan ke kas, maka akun lainya yang terlibat
adalah akun ‘Kas’. Sehingga ada 2 akun yang terlibat dalam transaksi
ini, yaitu: Utang dan Kas
Langkah-2. Identifikasi: Bertambah atau berkurang? untuk
masing-masing akun yang terlibat, apakah nilai akun tersebut akan
menjadi bertambah atau berkurang, akibat dari transaksi yang akan anda
jurnal? Akun ‘Utang’ sudah pasti bertambah, di sisi lainnya akun ‘Kas’
juga bertambah.
Langkah-3. Hitung: berapa nilai akun yang terlibat akan bertambah atau berkurang? Masing-masing Rp 250,000,000.
Kesimpulan analisa: akibat dari transaksi tersebut, akun ‘Utang’ bertambah Rp 250,000,000, dan akun ‘Kas’ juga bertambah Rp 250,000,000.
Lalu, jurnalnya?
Dari contoh format NERACA sebelumnya diketahui bahwa akun ‘Kas’ masuk
kelompok ‘AKTIVA’, dan akun ‘Utang’ masuk kelompok ‘KEWAJIBAN’.
Selanjutnya perhatikan bagan prosedur di atas. Disana disebutkan bahwa:
Pada Aktiva: catat ‘Debit’ jika nilainya bertambah, atau catat
‘Kredit’ bila nilainya berkurang. Dalam contoh kasus ini kas bertambah
sehingga dicatat di ‘Debit’.
Pada Kewajiban: Catat ‘Debit’ jika nilainya berkurang, atau catat
‘Kredit’ bila nilainya bertambah. Dalam contoh kasus ini utang
bertambah, sehingga dicatat di ‘kedit’.
Dengan demikian, maka jurnalnya: Debit akun ‘Kas’
sebesar Rp 250,000,000 dan Kredit akun ‘Utang’ sejumlah senilai yang
sama. Saya biasa menuliskannya dengan cara:
[Debit]. Kas = Rp 250,000,000
[Kredit]. Utang = Rp 250,000,000
Semoga sedikit penjelasan mengenai Cara Membuat Jurnal Akuntansi Mudah ini memberikan pemahaman kepada anda dalam belajar ilmu akuntansi dan bisa segera membuat jurnal akuntansi sendiri, untuk yang sedang mencari
contoh laporan keuangan perusahaan juga sudah kita berikan tadi